VIVAnews - Pada 2009 lalu, Badan Angkasa Jepang JAXA mengumumkan ada sebuah lubang di bulan yang bisa disiapkan jadi pangkalan manusia. Kini, Organisasi Riset Angkasa India menemukan, terdapat sebuah gua raksasa di ekuator bulan, di kawasan Samudera Procellarum.
Gua raksasa ini, yang ditemukan pesawat ulang-alik Chandrayaan-1, memiliki panjang lebih dari 1,7 kilometer dan lebar 120 meter. Sebagai perbandingan, lubang yang ditemukan JAXA hanya berukuran 65 meter panjang dan 88 meter lebar.
Saking panjang dan lebarnya, ilmuwan India berpendapat gua ini bisa menjadi sebuah kota kecil di bulan atau menjadi pangkalan rahasia Nazi untuk menampung sejumlah pesawat ala UFO.
Para ilmuwan India ini telah mempublikasikan penelitiannya dan bicara kemungkinan menjadikan gua ini sebagai pangkalan manusia di masa depan. Pangkalan ini nanti akan terlindungi dari radiasi, dampak meteor kecil, debu dan suhu ekstrem yang diakibatkan struktur lava di bulan.
Struktur lava bulan ini menghasilkan lingkungan dengan temperatur konstan pada minus 20 derajat Celsius, bertolak belakang dengan suhu permukaan bulan yang bervariasi dari minimum minus 180 derajat Celsius (malam hari) sampai maksimum 130 derajat Celsius di siang hari.
Namun dengan struktur gua ini, para peneliti berharap dengan konstruksi minimal, suhu ekstrem bisa diminimalisir. Dengan begitu, ongkos pun berkurang drastis.
Dan jika ini berhasil, para peneliti India berharap kota itu nanti bernama Attilan.
Sumber: Gizmodo
• VIVAnews
Gua raksasa ini, yang ditemukan pesawat ulang-alik Chandrayaan-1, memiliki panjang lebih dari 1,7 kilometer dan lebar 120 meter. Sebagai perbandingan, lubang yang ditemukan JAXA hanya berukuran 65 meter panjang dan 88 meter lebar.
Saking panjang dan lebarnya, ilmuwan India berpendapat gua ini bisa menjadi sebuah kota kecil di bulan atau menjadi pangkalan rahasia Nazi untuk menampung sejumlah pesawat ala UFO.
Para ilmuwan India ini telah mempublikasikan penelitiannya dan bicara kemungkinan menjadikan gua ini sebagai pangkalan manusia di masa depan. Pangkalan ini nanti akan terlindungi dari radiasi, dampak meteor kecil, debu dan suhu ekstrem yang diakibatkan struktur lava di bulan.
Struktur lava bulan ini menghasilkan lingkungan dengan temperatur konstan pada minus 20 derajat Celsius, bertolak belakang dengan suhu permukaan bulan yang bervariasi dari minimum minus 180 derajat Celsius (malam hari) sampai maksimum 130 derajat Celsius di siang hari.
Namun dengan struktur gua ini, para peneliti berharap dengan konstruksi minimal, suhu ekstrem bisa diminimalisir. Dengan begitu, ongkos pun berkurang drastis.
Dan jika ini berhasil, para peneliti India berharap kota itu nanti bernama Attilan.
Sumber: Gizmodo
• VIVAnews
Komentar