DALAM persoalan jilbab dan berkerudung, kami hanya ingin menyampaikan kepada segenap umat Islam, bahwa berhati-hatilah. Kami imbau berjilbab dan berkerdunglah. Karena ini adalah kewajiban. Sesungguhnya ada ancaman yang dahsyat terhadap orang-orang yang mengeluarkan aurat, dalam hal ini tidak berjilbab. Bahkan jika anda memperhatikan hadis berikut ini, maka orang yang berjilbab dengan jilbab yang tidak sebagaimaan dianjurkan, saja ancamannya adalah Neraka. Apa pula orang yang tidak mengenakan jilbab? Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat: orang-orang yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukul orang lain, dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang (tembus pandang, ketat, atau tidak menutup aurat) yang condong pada keburukan dan berjelan berlenggak-lenggok. Kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita-wanita tersebut tidak akan masuk surga, bahkan tidak bisa mencium bau surga, padahal bau harum surga itu tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Imam Muslim, No.7194).
Juga sabda Rasulullah saw dalam riwayat Imam Muslim. Rasulullah saw bersabda: “Ada dua golongan penghuni neraka yang keduanya belum pernah aku lihat: kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli manusia dengannya; lalu para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan dengan berlenggok-lenggok, rambut kepala mereka bagaikan kepala punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal surga itu tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Imam Muslim No.5582).
Sabda Rasulullah saw, “Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat.” Menunjukan bahwa kedua golongan ini tidak hidup di zaman Rasulullah saw, kecuali orang-orang jahiliyah, sehingga beliau belum melihatnya. Namun Allah swt telah menampakan kedua golongan ini kepada beliau saw. Sebagaimana sabda Rasulullah kepada Abu Hurairah, “Sebentar lagi jika umurmu panjang, engkau akan melihat orang-orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi (untuk memukul orang). Mereka pergi pada pagi hari dalam (perbuatan yang mengakibatkan) kemarahan Allah, dan mereka pergi pada sore hari dalam (perbuatan yang mengakibatkan) kemurkaan Allah.” (HR. Imam Muslim, No.7195 dan 7196).
Di dalam hadis Rasulullah saw memberitahukan golongan yang memakai cambuk terlebih dahulu. Setelah itu baru memberitahukan tentang golongan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang. Orang yang mengenakan cambuk dan memukul orang tanpa ada kesalahan kemungkinan sudah terjadi, dan sampai sekarang masih terjadi. Kebanyakan adalah para petugas keamanan dan lainnya.
Adapun sabda Rasulullah saw, “wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang (tembus pandang, ketat, atau tidak menutup aurat).” Ada dua maksud dalam kalimat ini, yaitu pertama, wanita yang mengenakan jilbab dan kerdung, tapi jilbab dan kerudungnya ketat. Orang yang mengenakan jilbab hendaknya tidak boleh dipadukan dengan celana, karena pengertian jilbab itu adalah baju kurung, yang menutup dari atas sampai ke bawah. Baju kurung ini digunakan supaya tidak terlihat lekukan tubuhnya. Adapun baju kurung yang ketat, maka hujjah dalam hadis itu berlaku padanya.
Adapun contoh lainnya, yaitu memakai jilbab, namun jilbabnya tembus pandang. Artinya dia menganakan baju kurung besar, tapi ternyata baju itu tembus pandang sehingga auratnya terbuka. Dalam persoalannya juga termasuk menggunakan baju kurung besar namun baju itu penuh pernak-pernik dan perhiasan, dengan tujuan mempercantik jilbab, sehingga mengundang orang-orang melihatnya dan memujinya.
Maksud kedua, adalah wanita yang tidak mengenakan jilbab atau kerudung sama sekali. Mereka membiarkan rambut mereka terurai atau dipingkal dengan berbagai model. Mereka mengenakan rok pendek, baju lengan pendek, ketat, tembus pandang, dan lain sebagainya. Maka hujjah dalam hadis ini berlaku padanya.
Sabda Rasulullah saw, “Yang condong pada keburukan dan berjelan berlenggak-lenggok.” Maksudnya bahwa wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang ini condong pada keburukan. Karena sesungguhnya mereka mengenakan jilbab tapi bertujuan fashion maka ini condong pada keburukan. Karena tujuan fashion adalah untuk mendapa perhatian laki-laki ataupun perempuan dan supaya dipuji, bahwa jilbabnya indah dan bagus. Orang yang dipuji pun akhirnya terlena. Dan yang didapatkan adalah kemurkaan Allah Ta’ala.
Sedangkan kalimat, “berjelan berlenggak-lenggok” maksudnya adalah perempuan-perempuan yang berjilbab maupun yang tidak berjilbab, berjalan berlenggak-lenggok. Sekarang kita bisa temukan dengan mudah, jilbab menjadi fashion wanita-wanita yang berjilbab memperagakan jilbab mereka dengan bebagai model dan berjalan sebagaimana sabda Rasulullah saw. Juga wanita yang tidak berjilbab, tidak terhitung lagi banyaknya. Karena sekarang terdapat sanggar-sanggar wanita untuk melatih gaya jalan, dan lain sebagainya.
Sabda Rasulullah saw, “Kepala mereka seperti punuk unta yang miring.” Kalimat ini memiliki dua makna. Makna pertama adalah, wanita yang mengenakan jilbab dan kerudung, tapi kemudian menampakan rambutnya di balik kerudung, sehingga rambutnya itu condong ke atas bagaikan punuk unta. Kebanyakan wanita menonjolkan rambutnya di balik kerudung dengan niat supaya diketahui oleh orang-orang bahwa dia memiliki rambut. Dan supaya kelihatan indah lagi cantik menurut ukurannya. Adapun tujuan lainnya yaitu untuk mengikatnya agar tidak terurai dengan tidak bermaksud menunjukan kepada orang-orang, maka kami katakan itu juga harus ditinggalkan. Karena sabda Rasulullah itu berlaku umum, bahwa jangan menampakan rambut seperti bagaikan punuk unta. Karena sama saja dengan telah menampakan aurat. Sebab rambut adalah aurat. Yang dianjurkan adalah membiarkannya seperti itu. Karena jika seseorang mengenakan jilbab berupa baju kurung besar, maka tidak akan merasa risih meski rambutnya panjang dan dibiarkan terurai.
Adapun makna kedua, adalah tidak mengenakan jilbab, rambutnya dipingkal dan dibuat menjadi berbagai model-model, sehingga rambut itu condong bagaikan punuk unta. Jika seseorang yang tidak mengenakan jilbab tidak memebuat rambutnya seperti ini pun tetap hujjah berlaku padanya. Karena dia tidak menutup rambutnya, sebagaimana diperintahkan. Karena rambut adalah aurat. Maka sabda Rasulullah, “Wanita-wanita tersebut tidak akan masuk surga, bahkan tidak bisa mencium bau surga, padahal bau harum surga itu tercium dari jarak sekian dan sekian.” Lantas di mana pendapat Quraish Shihab itu? Sedangkan Rasulullah saw bersabda seperti ini. Aku berlindung kepada Allah Ta’ala dari kejahatan lisan orang-orang yang berbicara mengikuti hawa nafsunya. []
Sumber: Muslimahjuhud.com
Komentar